إعدادات العرض
Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah mengutus seorang sahabat untuk memimpin pasukan sariyah (perang yang tidak diikuti Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-). Sahabat ini senantiasa mengimami salat pasukannya dan mengakhiri bacaannya dengan (surah) Qul Huwallāhu Aḥad.
Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah mengutus seorang sahabat untuk memimpin pasukan sariyah (perang yang tidak diikuti Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-). Sahabat ini senantiasa mengimami salat pasukannya dan mengakhiri bacaannya dengan (surah) Qul Huwallāhu Aḥad.
Dari Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā-, "Bahwasanya Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah mengutus seorang sahabat untuk memimpin pasukan sariyah (perang yang tidak diikuti Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-). Sahabat ini senantiasa mengimami salat pasukannya dan mengakhiri bacaannya dengan (surah) Qul Huwallāhu Aḥad. Ketika kembali ke Madinah mereka melaporkannya kepada Rasulullah. Lantas beliau bersabda, "Tanyakan kepadanya apa alasan dia melakukan itu?" Maka mereka menanyakan kepadanya, lalu ia menjawab, "Karena di dalamnya terdapat sifat Allah dan aku senang membacanya." Maka Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Beritahukan kepadanya bahwa Allah menyintainya."
[Hadis sahih] [Muttafaq 'alaih]
الترجمة
العربية বাংলা Bosanski English Español فارسی Français Русский Tagalog Türkçe اردو 中文 हिन्दी ئۇيغۇرچە Hausa Português Kurdîالشرح
Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengangkat salah seorang sahabat menjadi pemimpin ekspedisi untuk mengatur siasat perang dan memutuskan perkara di antara mereka agar tidak terjadi kekacauan dan kisruh. Beliau senantiasa memilih orang yang paling cakap agamanya, keilmuannya dan strategi perangnya. Oleh sebab itu, semua pemimpin pasukan perang pasti menjadi imam salat sekaligus menjadi mufti karena keutamaan agama dan kapasitas keilmuannya. Pemimpin yang ditunjuk itu selalu membaca surah "Qul Huwallāhu Aḥad" di rakaat kedua dalam salat berjemaah karena rasa cintanya kepada Allah, nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Dan siapapun yang menyintai sesuatu pasti selalu ingat dan menyebutnya. Ketika kaum Muslimin kembali dari perang, mereka menemui Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan melaporkan kebiasaan sang pemimpin. Lantas Rasulullah bersabda, "Tanyakan kepadanya apa alasannya melakukan itu, apakah kebetulan saja ataukah ada alasan khusus?" Sang pemimpin menjawab, "Aku membacanya karena surah tersebut mengandung sifat-sifat Allah, sehingga aku senang mengulang-ulanginya." Maka Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Beritahukan kepadanya, sebagaimana ia mengulang-ulang membaca surah tersebut karena kecintaannya -sebab surah ini mencakup sifat-sifat Allah yang otomatis menunjukkan nama-nama Allah di dalamnya- maka Allah menyintainya." Alangkah besarnya keutamaan surah itu .