إعدادات العرض
Rasulullah ﷺ dahulu, apabila telah masuk sepuluh malam terakhir (bulan Ramadan) beliau menghidupkan malam, membangunkan keluarganya, serta bersungguh-sungguh dan mengencangkan ikatan sarung
Rasulullah ﷺ dahulu, apabila telah masuk sepuluh malam terakhir (bulan Ramadan) beliau menghidupkan malam, membangunkan keluarganya, serta bersungguh-sungguh dan mengencangkan ikatan sarung
Ummul Mukminin Aisyah -raḍiyallāhu 'anhā- berkata, "Rasulullah ﷺ dahulu, apabila telah masuk sepuluh malam terakhir (bulan Ramadan) beliau menghidupkan malam, membangunkan keluarganya, serta bersungguh-sungguh dan mengencangkan ikatan sarung."
الترجمة
العربية বাংলা Bosanski English Español فارسی Français Русский Tagalog Türkçe اردو 中文 हिन्दी ئۇيغۇرچە Kurdî Português සිංහල Kiswahili অসমীয়া Tiếng Việt ગુજરાતી Hausa Nederlands አማርኛ മലയാളം ไทย Românăالشرح
Apabila telah masuk sepuluh malam terakhir Ramaḍan, Nabi ﷺ menghidupkan seluruh malamnya dengan berbagai ketaatan, membangunkan keluarganya untuk mengerjakan salat, bersungguh-sungguh dalam beribadah melebihi kebiasaannya dengan fokus melakukannya, dan menjauhi istri-istrinya.فوائد الحديث
1- Anjuran untuk memanfaatkan waktu-waktu mulia dengan amal saleh.
2- An-Nawawiy berkata, "Di dalam hadis ini terdapat anjuran meningkatkan ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadan serta anjuran menghidupkan malamnya dengan ibadah."
3- Seharusnya seorang hamba antusias mengajak keluarganya beribadah dan bersabar pada mereka.
4- Mengerjakan kebaikan membutuhkan tekad, sabar dan perjuangan.
5- An-Nawawiy berkata, "Ulama berbeda pendapat tentang makna "mengencangkan ikatan sarung". Sebagian mengatakan yaitu bersungguh-sungguh dalam beribadah lebih dari kebiasaan beliau ﷺ di waktu lainnya. Artinya: sungguh-sungguh dalam beribadah. Dikatakan: syadadtu lihāżāl-amri mi`zarī; artinya: Aku bersungguh-sungguh dan fokus untuknya. Yang lain mengatakan: Itu adalah kiasan menjauhi istri agar fokus beribadah."
التصنيفات
Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramaḍan