إعدادات العرض
Siapa di antara kalian yang telah mampu menikah, maka hendaklah ia menikah, karena hal itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Siapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa karena puasa itu akan menjadi peredam syahwatnya
Siapa di antara kalian yang telah mampu menikah, maka hendaklah ia menikah, karena hal itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Siapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa karena puasa itu akan menjadi peredam syahwatnya
Abdullah bin Mas'ūd -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan: Kami pernah bersama Nabi ﷺ, beliau lalu bersabda, "Siapa di antara kalian yang telah mampu menikah, maka hendaklah ia menikah, karena hal itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Siapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa karena puasa itu akan menjadi peredam syahwatnya."
الترجمة
العربية বাংলা Bosanski English Español فارسی Français Русский Tagalog Türkçe اردو 中文 हिन्दी ئۇيغۇرچە Hausa Português Kurdî සිංහල অসমীয়া Kiswahili Tiếng Việt አማርኛ ગુજરાતી Nederlands پښتو नेपाली മലയാളം ไทย Svenska Кыргызча Română Malagasy ಕನ್ನಡ Српскиالشرح
Nabi ﷺ mendorong orang yang telah mampu dari segi jimak dan biaya pernikahan agar menikah karena hal tersebut akan lebih menjaga pandangannya dari yang haram, lebih menjaga kemaluannya, dan mencegahnya terjerumus dalam perzinaan. Sebaliknya, orang yang belum memiliki biaya menikah sedangkan ia mampu berhubungan, hendaknya ia berpuasa karena puasa akan memangkas syahwat kemaluan dan keburukan air mani.فوائد الحديث
1- Kegigihan Islam dalam menjaga kesucian dan keselamatan dari perzinaan.
2- Motivasi bagi orang yang belum memiliki biaya menikah agar berpuasa karena puasa dapat melemahkan syahwat.
3- Sisi penyamaan puasa dengan peredam syahwat (wijā`) adalah karena wijā` merupakan pengeratan urat kedua buah pelir. Dengan ketiadaan keduanya, syahwat jimak akan hilang. Hal ini menyerupai puasa yang juga melemahkan syahwat jimak.