Al-Mufarridūn (orang-orang yang menyendiri dalam ibadah) telah mendahului

Al-Mufarridūn (orang-orang yang menyendiri dalam ibadah) telah mendahului

Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan: Rasulullah ﷺ berjalan di jalan Makkah lalu melewati sebuah gunung yang diberi nama Jumdān. Beliau bersabda, "Berjalanlah kalian. Ini adalah Gunung Jumdān. Al-Mufarridūn (orang-orang yang menyendiri dalam ibadah) telah mendahului." Para sahabat bertanya, "Siapakah al-mufarridūn itu, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Laki-laki dan perempuan yang banyak berzikir kepada Allah."

[Hadis sahih] [Diriwayatkan oleh Muslim]

الشرح

Nabi ﷺ menerangkan kedudukan orang-orang yang banyak berzikir kepada Allah, bahwa mereka telah menjadi nomor satu dan mendahului yang lainnya dalam meraih derajat tinggi di surga. Beliau menyerupakan mereka dengan Gunung Jumdān yang menjadi gunung nomor satu dibanding gunung-gunung lainnya.

فوائد الحديث

1- Anjuran memperbanyak zikir dan menyibukkan diri dengannya karena sebab kemenangan di akhirat hanyalah dengan banyak ketaatan dan ikhlas dalam ibadah.

2- Berzikir kepada Allah bisa jadi dengan lisan saja, atau dengan hati saja, atau dengan lisan dan hati secara bersamaan. Yang terakhir ini adalah tingkatan yang paling tinggi.

3- Di antara jenis zikir ialah wirid-wirid yang disyariatkan pada keadaan tertentu, seperti zikir pagi dan petang, zikir setelah salat fardu, dan lainnya.

4- An-Nawawiy berkata, "Ketahuilah, keutamaan zikir tidak terbatas pada tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan yang semisalnya. Tetapi, setiap orang yang melakukan suatu ketaatan kepada Allah -Ta'ālā-, maka ia adalah orang yang sedang berzikir kepada Allah -Ta'ālā-."

5- Berzikir kepada Allah termasuk sebab keteguhan yang paling besar. Allah ﷻ berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka teguhlah dan berzikirlah kepada Allah dengan zikir yang banyak agar kamu beruntung." [QS. Al-Anfāl: 45]

6- Sisi penyerupaan orang yang berzikir dengan Gunung Jumdān ialah dalam hal kesendirian dan memisahkan diri. Gunung Jumdān berdiri sendiri di antara gunung-gunung lainnya, demikian halnya orang yang berzikir kepada Allah -Ta'ālā-. Orang yang menyendiri adalah yang hati dan lisannya menyendiri mengingat Tuhannya walaupun sedang berada di tengah manusia serta merasa nyaman dengan waktu-waktu berkhalwat dan merasa asing dari banyak bergaul dengan manusia. Juga bisa jadi sisi penyerupaannya adalah bahwa zikir merupakan sebab keteguhan agama sebagaimana gunung adalah sebab keteguhan bumi. Juga bisa jadi bahwa zikir merupakan sebab kemenangan menuju kebaikan di dunia dan akhirat karena seorang musafir dari Madinah menuju Makkah, jika telah sampai Gunung Jumdān, itu adalah tanda telah sampai ke Makkah, sehingga orang yang telah sampai di Gunung Jumdān adalah orang yang menang, demikian halnya orang yang berzikir kepada Allah -Ta'ālā- adalah orang yang mendahului selainnya dengan sebab banyak berzikir kepada Allah -Ta'ālā-. Wallāhu a'lam.

التصنيفات

Keutamaan Zikir, Keutamaan Zikir