إعدادات العرض
Kami berkata, "Engkau sayyid (tuan) kami." Beliau bersabda, "As-Sayyid sebenarnya adalah Allah." Kami berkata, "Engkau adalah yang paling utama dan paling besar kebaikannya di antara kami." Maka beliau bersabda, "Ucapkanlah kata-kata keseharian kalian, atau beberapa kata yang wajar, dan janganlah…
Kami berkata, "Engkau sayyid (tuan) kami." Beliau bersabda, "As-Sayyid sebenarnya adalah Allah." Kami berkata, "Engkau adalah yang paling utama dan paling besar kebaikannya di antara kami." Maka beliau bersabda, "Ucapkanlah kata-kata keseharian kalian, atau beberapa kata yang wajar, dan janganlah kalian terseret oleh setan
Abdullah bin Syikhīr -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan, ia berkata, Aku ikut berangkat bersama utusan Bani 'Āmir yang menemui Rasulullah ﷺ, Kami berkata, "Engkau sayyid (tuan) kami." Beliau bersabda, "As-Sayyid sebenarnya adalah Allah." Kami berkata, "Engkau adalah yang paling utama dan paling besar kebaikannya di antara kami." Maka beliau bersabda, "Ucapkanlah kata-kata keseharian kalian, atau beberapa kata yang wajar, dan janganlah kalian terseret oleh setan."
الترجمة
العربية বাংলা Bosanski English Español فارسی Français Русский Tagalog Türkçe اردو 中文 हिन्दी ئۇيغۇرچە Hausa Kurdî Kiswahili Português සිංහල Svenska ગુજરાતી አማርኛ Yorùbá Tiếng Việt پښتو অসমীয়া دری Кыргызча or नेपाली Malagasy తెలుగు Čeština Oromoo Română Kinyarwanda മലയാളം Nederlands Soomaali ไทย Lietuvių Српски Українська Shqip ಕನ್ನಡ Wolofالشرح
Sekelompok orang datang menemui Nabi ﷺ. Ketika sampai, mereka mengucapkan -berniat memuji beliau- beberapa kalimat yang tidak beliau ﷺ sukai. Mereka mengatakan: Engkau sayyid (tuan) kami. Sehingga beliau ﷺ berkata kepada mereka: Sayyid sebenarnya adalah Allah. Dia pemilik kehormatan yang sempurna terhadap makhluk-Nya dan mereka adalah hamba-hamba-Nya. Mereka juga mengatakan: Engkau yang paling utama di antara kami; yang paling tinggi dalam kedudukan, kemuliaan, dan keistimewaan. Engkau juga yang paling besar dalam kebaikan di antara kami; paling banyak dalam pemberian, kemuliaan, dan kedudukan. Kemudian Nabi ﷺ mengarahkan mereka agar menggunakan ucapan-ucapan mereka yang biasa dan tidak memaksakan kata-kata, agar setan tidak menyeret mereka kepada pujian yang berlebihan yang menjerumuskan pada perbuatan haram berupa kesyirikan dan sarana-sarananya.فوائد الحديث
1- Keagungan kedudukan Nabi ﷺ dalam diri para sahabatnya serta penghormatan mereka kepada beliau.
2- Larangan berlebihan dalam berkata-kata, serta sederhana dalam ucapan.
3- Menjaga tauhid dari semua perkataan dan perbuatan yang dapat merongrongnya.
4- Larangan berlebihan dalam pujian dan termasuk merupakan pintu masuk setan.
5- Nabi ﷺ adalah pimpinan umat manusia, sedangkan yang disebutkan dalam hadis ini masuk dalam konteks tawaduk dan kekhawatiran beliau akan munculnya sikap berlebihan.