إعدادات العرض
1- Jibril turun kepadaku lalu mengimamiku, aku pun salat bersamanya, lalu salat bersamanya, lalu salat bersamanya, lalu salat bersamanya, lalu salat bersamanya.
2- Sesungguhnya ini adalah waktunya -salat Isya- sekiranya aku tidak memberatkan umatku.
3- Lakukanlah salat Subuh pada waktunya, karena itu lebih besar pahalanya bagimu, atau lebih besar pahalanya.
4- Aku melihat Bilal keluar ke sebuah tempat lapang lalu ia mengumandangkan azan, maka tatkala ia sampai pada “Ḥayya ‘alaṣ-ṣalāh, ḥayya ‘alal-falāḥ” ia memutar lehernya ke kanan dan kiri dan ia tidak berbalik memutar.
5- Muazin itu lebih berhak dalam hal azan, dan imam itu lebih berhak dalam hal ikamah.
6- Apabila kain itu lebar, silangkan di antara dua ujungnya (di pundakmu) dan jika sempit, ikatkan di pinggangmu.
7- Sesungguhnya salat ini tidak sepantasnya terdapat ucapan manusia di dalamnya. Sesungguhnya ucapan yang pantas hanyalah tasbih, takbir, dan bacaan Al-Qur'ān.
8- Bilal pernah mengumandangkan azan sebelum terbit fajar. Lantas Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menyuruhnya untuk kembali lalu berseru, "Ketahuilah bahwa seorang hamba sudah tidur (lupa). Ketahuilah bahwa seorang hamba sudah tidur (lupa)."
9- Jika salah seorang di antara kalian mendirikan salat, maka sesungguhnya rahmat Allah sedang menghadap kepadanya. Untuk itu, janganlah ia mengusap kerikil (di tempat sujud)
10- Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengirim pasukan berkuda ke arah Najed. Lalu pasukan ini datang membawa seorang laki-laki dari Bani Hanifah, bernama Ṡumāmah bin Uṡāl, pemimpin penduduk Yamāmah. Mereka mengikatnya di salah satu tiang masjid.
11- Janganlah hukum hudud dilakukan di masjid, dan jangan pula melakukan kisas di dalamnya
12- Sa'ad terluka pada hari perang Khandaq. Ia dipanah oleh seorang lelaki Quraisy yang dikenal dengan nama Ḥibbān bin Al-'Ariqah, dia memanahnya tepat mengenai urat nadi besarnya di tengah lengan. Lalu Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mendirikan tenda untuknya di dalam masjid agar beliau dapat menjenguknya dari dekat.
13- Dia mendatangiku lalu bercerita di sisiku. Ia berkata, "Tidaklah dia duduk di majelisku melainkan mengatakan, "Yaum al-Wisyāḥ (peristiwa selempang) merupakan salah satu keajaiban Rabb kami... Ketahuilah dia datang dari negeri kafir yang telah menyelamatkanku."
14- Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengerjakan salah satu dari dua salat sore hari dengan dua rakaat saja, kemudian beliau bersalam. -Muhammad (salah satu rawi) mengatakan, "Kemungkinan besar salat ini adalah salat asar"-. Selanjutnya beliau bangkit menuju sebatang kayu yang terletak di depan masjid lalu meletakkan tangan di atas kayu tersebut.
15- Sesungguhnya bila terjadi sesuatu (yang baru) dalam salat pasti aku beritahukan kepada kalian, tetapi aku hanyalah manusia biasa seperti kalian, terkadang lupa sebagaimana kalian lupa. Apabila aku lupa maka ingatkanlah aku, dan apabila salah seorang dari kalian merasa ragu dalam salatnya, maka hendaklah ia berusaha mencari yang benar lalu menyempurnakannya, kemudian mengucap salam lalu sujud dua kali.
16- Setiap lupa (dalam salat) diganti dengan dua sujud setelah salam.
17- Surah Ṣād bukanlah termasuk surah yang diperintahkan dengan kuat untuk sujud di dalamnya. Sungguh aku menyaksikan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melakukan sujud tilawah dalam surah Ṣād.
18- Umar bin Khaṭṭāb -raḍiyallāhu 'anhu- pada hari Jumat pernah membaca di atas mimbar surah An-Naḥl, hingga ketika sampai pada ayat sajadah beliau turun, lalu sujud dan orang-orang pun ikut sujud.
19- Sesungguhnya Jibril -'alaihi as-salām- datang kepadaku dan memberi kabar gembira untukku. Dia berkata, "Sesungguhnya Allah berfirman, 'Siapa yang bersalawat atasmu, maka Aku bersalawat untuknya. Siapa yang mengucapkan salam kepadamu, maka Aku beri keselamatan untuknya.' Maka aku bersujud sebagai tanda syukur kepada Allah."
20- Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengutus Khālid bin Walīd kepada penduduk Yaman untuk menyeru mereka kepada Islam, namun mereka tidak menjawab seruan tersebut. Lalu Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengutus Ali bin Abi Ṭālib.
21- Apabila muazin telah diam (selesai) dari azan salat fajar, Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berdiri lalu melakukan salat dua rakaat yang ringan (singkat) sebelum salat fajar; setelah fajar tampak jelas. Kemudian beliau berbaring ke arah kanannya sampai muazin mendatangi beliau untuk mengumandangkan ikamah
22- Apabila salah seorang dari kalian usai salat dua rakaat sebelum subuh hendaknya ia berbaring miring ke sisi kanan.
23- Witir itu tidak wajib seperti salat fardu, tetapi sunah yang dicontohkan oleh Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam
24- Sesungguhnya Allah -'Azza wa Jalla- telah menambah untuk kalian satu salat, karena itu laksanakan salat itu antara salat Isya sampai salat Subuh, yaitu salat witir, salat witir
25- Siapa yang mendapati waktu subuh sementara ia belum melaksanakan salat witir maka tidak ada salat witir baginya.
26- Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- biasa melaksanakan salat Duha 4 rakaat, dan kadang beliau menambah sebanyak yang Allah kehendaki.
27- Apakah Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- biasa melaksanakan salat Duha?" Ia menjawab, "Tidak, kecuali bila beliau datang dari bepergian."
28- Seandainya orang yang lewat di depan orang salat itu mengetahui dosa yang dilakukannya, sungguh berdiri selama empat puluh lebih baik baginya daripada lewat di depannya.
29- Apabila salah seorang dari kalian salat menghadap sesuatu yang ia jadikan sutrah (pembatas) dari orang lain, lalu seseorang ingin lewat di depannya hendaknya ia mencegah orang itu. Jika ia enggan dicegah, hendaknya ia memeranginya. Sesungguhnya orang itu adalah setan.
30- Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Allah menakut-nakuti hamba-hamba-Nya dengan keduanya. Sesungguhnya keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seorang manusia. Jika kalian mendapati gerhana, maka salatlah dan berdoalah hingga lenyap apa yang menimpa kalian (gerhana)!
31- Salat seseorang dengan berjamaah akan dilipatgandakan (pahalanya) dari salatnya di rumah dan di pasarnya sebesar dua puluh lima kali lipat.
32- Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memulai salat dengan takbiratul ihram dan memulai bacaan dengan "Alḥamdulillāhi Rabbil 'ālamīn". Ketika rukuk beliau tidak terlalu mengangkat kepala dan juga tidak terlalu menundukkannya, tetapi pertengahan antara keduanya.
33- Siapa mengerjakan salat Subuh maka ia berada dalam lindungan Allah
34- Janganlah salah seorang dari kalian salat dengan satu pakaian, di mana tidak ada sedikit pun pakaian yang menutupi bahunya!
35- Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- apabila bertakbir, beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua telinganya. Apabila rukuk beliau mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan kedua telinganya.
36- Kembali lalu salatlah, karena sesungguhnya engkau belum salat!
37- Rasulullah ﷺ mengajari kami istikharah dalam semua urusan sebagaimana beliau mengajari kami surah Al-Qur`an
38- Tidaklah Nabi ﷺ mengerjakan suatu salat setelah turun surah Iżā jā`a naṣrullāhi wal-fatḥ (An-Naṣr) kecuali di dalamnya beliau membaca, "Subḥānaka rabbanā wa biḥamdika allāhumma-gfir lī (Mahasuci Engkau, wahai Tuhan kami, aku memuji-Mu. Ya Allah! Ampunilah aku)
39- Sekiranya manusia mengetahui keutamaan azan dan saf pertama kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan berundi, niscaya mereka akan berundi untuk mendapatkannya
40- Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari tidak ada naungan selain naungan-Nya
41- Perhatikanlah salat dan perhatikanlah pula budak-budak kalian!