إعدادات العرض
1- Bunuhlah dua (binatang) yang berwarna hitam ketika salat; yaitu ular dan kalajengking
2- Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memberi rukhsah kepada musafir selama tiga hari tiga malam dan kepada orang yang bermukim selama sehari semalam
3- Kami dahulu salat sementara hewan-hewan lewat di hadapan kami. Lantas kami melaporkan hal itu pada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, maka beliau bersabda, "Setinggi (tiang) ujung pelana unta diletakkan di hadapan salah seorang kalian, kemudian tidak masalah apa pun yang lewat di depannya."
4- Apabila salah seorang dari kalian salat, hendaknya ia meletakkan sutrah (pembatas) untuk salatnya meskipun dengan anak panah.
5- Apabila salah seorang dari kalian berdiri salat, bila di hadapannya ada benda setinggi tiang pelana unta, maka hal tersebut telah menjadi pembatas dirinya (dalam salat). Dan apabila di hadapannya tidak ada benda setinggi tiang pelana onta, maka salatnya bisa diputus oleh keledai, wanita, dan anjing hitam (bila lewat di hadapannya).
6- Aisyah membenci orang yang salat dengan meletakkan tangan di pinggangnya dan ia mengatakan, "Sesungguhnya Yahudi melakukan hal itu."
7- Jika makan malam telah dihidangkan, maka dahulukan makan malam sebelum menunaikan salat Magrib dan jangan tergesa-gesa menyantap makan malam kalian!
8- Aku bertanya kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tentang hukum menoleh dalam salat?" Maka beliau menjawab, "Itu adalah pencurian yang dilakukan setan dalam salat seorang hamba."
9- Bawalah Khamīṣahku (pakain dari wol bermotif) ini pada Abu Jahm dan bawakan untukku Anbijāniyah (pakaian tanpa motif) hadiah dari Abu Jahm, sesungguhnya kain itu tadi telah melalaikan aku dari salatku!
10- Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memerintahkan untuk membangun masjid di kampung-kampung dan supaya dibersihkan.
11- Aku memintamu atas nama Allah, bukankah engkau telah mendengarkan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, “Jawablah untukku, ya Allah bantulah ia dengan Ruh al-Qudus.” Abu Hurairah lalu menjawab, “Ya Allah, benar (aku telah mendengarnya)."
12- Siapa yang mendengar seseorang mencari (mengumumkan) barang hilang di masjid, hendaklah ia mendoakan, "Semoga Allah tidak mengembalikannya kepadamu, karena sesungguhnya masjid tidak dibangun untuk hal seperti ini."
13- Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Apabila kalian melihat orang menjual atau membeli di masjid, maka katakanlah, "Semoga Allah tidak memberi keuntungan pada perniagaanmu." Dan apabila kalian melihat orang mengumumkan kehilangan untanya di masjid, maka katakanlah, "Semoga Allah tidak mengembalikannya kepadamu."
14- Biarkanlah keduanya wahai Abu Bakar, sesungguhnya mereka berada di hari raya. Hari-hari tersebut adalah hari Mina
15- Tidak akan terjadi hari kimat hingga manusia berbanga-bangga dengan (kemegahan) masjid.
16- Hadis orang yang salatnya buruk, riwayat Rifā'ah -raḍiyallāhu 'anhu
17- Ucapan Abu Ḥumaid As-Sā'idī yang berada di antara sepuluh orang sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, diantara mereka ada Abu Qatādah, "Aku lebih mengetahui salat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dibanding kalian."
18- Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- apabila berdiri salat di malam hari beliau bertakbir, lalu mengucapkan, "Subḥānakallāhumma wa biḥamdika, wa tabāraka ismuka, wa ta'ālā jadduka, wa lā ilāha gairuka (Maha Suci Engkau ya Allah dan dengan memuji-Mu, Maha berkah nama-Mu, Maha tinggi kemuliaan-Mu, dan tidak ada Ilah selain Engkau)."
19- Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- biasa membuka salat dengan takbir dan (mengawali) bacaan dengan "al-ḥamdu lillāhi rabbbi al-'ālamīn". Dan apabila rukuk beliau tidak menundukkan kepala dan tidak menegakkannya, akan tetapi di tengah-tengah antara hal itu.
20- Aku salat bersama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, dan beliau meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya di dadanya.
21- Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, Abu Bakar, dan Umar memulai bacaan salat dengan (Alḥamdulillāhi Rabbil ‘ālamīn)
22- Adapun orang ini, maka ia telah memenuhi tangannya dengan kebaikan
23- Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- membaca Al-Fātiḥah dan dua surah pada dua rakaat pertama salat Zuhur. Dan pada dua rakaat terakhir beliau membaca Al-Fātiḥah, dan beliau memperdengarkan bacaan ayatnya.
24- Kami menaksir (lama) berdiri Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ketika salat Zuhur dan Asar. Kami menaksir dua rakaat pertama salat Zuhur setara pembacaan surah As-Sajdah. Dan kami memperkirakan dua rakaat terakhir itu setara setengahnya.
25- Aku tidak pernah salat di belakang seseorang yang salatnya lebih mirip dengan salat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- daripada fulan. Maka kami salat di belakangnya. Dia memanjangkan dua rakaat pertama salat zuhur dan memendekkan dua rakaat terakhirnya.
26- Aku pernah mendengar Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- membaca surah Aṭ-Ṭūr ketika salat Magrib. Ketika sampai pada ayat, "Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Rabbmu atau merekakah yang berkuasa?" Ia berkata, "Maka jantungku hampir-hampir copot."
27- Wahai manusia, sesungguhnya tiada lagi kabar baik dari nubuwat kecuali mimpi yang baik yang dialami seorang Muslim atau diperlihatkan kepadanya. Ketahuilah, sesunguhnya aku dilarang membaca Al-Qur`ān saat rukuk dan sujud.
28- Salat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, rukuk beliau, apabila beliau mengangkat kepala dari rukuk, sujud beliau dan (duduk) di antara dua sujud, (durasinya) hampir sama.
29- Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- apabila rukuk, beliau merenggangkan jari-jemarinya dan apabila sujud beliau merapatkan jari-jemarinya.
30- Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- apabila beliau dalam rakaat ganjil dari salatnya beliau tidak bangkit untuk berdiri sampai beliau duduk dengan sempurna.
31- Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- qunut selama sebulan setelah rukuk, beliau mendoakan kebinasaan untuk kabilah-kabilah Bani Sulaim.
32- Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tidak pernah melakukan qunut kecuali mendoakan selamat untuk suatu kaum atau mendoakan celaka atas suatu kaum.
33- Wahai ayahku! Engkau telah salat di belakang Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, Abu Bakar, Umar, Uṡmān dan Ali di sini, di Kufah, selama 5 tahun. Apakah mereka melakukan qunut di salat Fajar (Subuh)? Ia menjawab, "Wahai putraku, (itu amalan) yang diada-adakan."
34- Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- biasanya saat duduk membaca doa, beliau meletakkan tangan kanannya di atas paha kanan dan tangan kiri di atas paha kiri. Beliau berisyarat dengan jari telunjuknya, meletakkan jempol di jari tengahnya, dan menelungkupkan telapak tangan kirinya di lutut kaki kirinya
35- Dahulu Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengajarkan kami bacaan tasyahud sebagaimana mengajarkan kami surah Al-Qur'ān.
36- Salatlah di atas tanah (lantai) apabila engkau mampu dan bila tidak, maka berilah isyarat dengan cara menundukkan kepala dan jadikan sujudmu lebih rendah dari rukukmu!
37- Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah melakukan qiamulail dengan satu ayat Al-Qur`ān sepanjang malam.
38- Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berhaji di atas kendaraan dengan pelana yang usang dan tikar senilai empat dirham atau kurang, kemudian beliau bersabda, "Ya Allah! Aku menunaikan haji ini tanpa ria di dalamnya maupun sumah."
39- Al-Mugīrah bin Syu'bah pernah mengimami kami, namun dia langsung berdiri setelah dua rakaat. Kami pun mengingatkannya dengan mengucapkan, "Subḥānallāh." Namun dia balas mengucapkan, "Subḥānallāh," dan terus berdiri. Ketika menyelesaikan salat dan salam, maka dia sujud sahwi. Setelah rampung dia berkata, "Aku pernah melihat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melakukan seperti yang aku lakukan."
40- Abu Hurairah pernah membacakan untuk mereka, "Iżās samā`un syaqqat" (Al-Insyiqāq), lalu dia sujud (tilawah(. Setelah selesai, ia memberitahu mereka bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- sujud tilawah ketika membaca surat ini."
41- Saya pernah membacakan surah An-Najm untuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, (tatkala sampai pada ayat sajadah) beliau tidak sujud tilawah padanya.
42- Aku bertanya kepada Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, "Apakah di dalam surah Al-Ḥajj ada dua sujud tilawah?" Beliau menjawab, "Iya. Siapa yang tidak ingin sujud di keduanya, maka janganlah membaca keduanya!"
43- Apabila beliau mendapatkan hal yang menggembirakan atau kabar gembira, beliau pun bersujud untuk bersyukur kepada Allah
44- Salatlah kalian dua rakaat sebelum salat Magrib
45- Seseorang bertanya kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- saat beliau berada di atas mimbar, “Bagaimanakah menurutmu tentang cara salat malam?” Beliau menjawab, “Dua rakaat dua rakaat, apabila dikhawatirkan masuk subuh, maka hendaknya ia salat satu rakaat sebagai penutup bagi salatnya."
46- Salat witir itu hak (ditetapkan dalam sunah); barangsiapa mau, ia boleh salat witir tujuh rakaat; barangsiapa mau, ia boleh salat witir lima rakaat; barangsiapa mau, ia boleh salat witir tiga rakaat; barangsiapa mau ia boleh salat witir satu rakaat
47- Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- salat dengan kami pada malam Ramadan delapan rakaat (tarawih) dan juga salat witir. Maka ketika malam berikutnya kami berkumpul di dalam masjid dan berharap beliau akan keluar menemui kami, dan kami terus (menunggu beliau) di masjid sampai datang pagi.
48- Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti fulan! Ia dulu mengerjakan salat malam, lalu meninggallkan salat malam.
49- Wahai Ahli Al-Qur`ān! Kerjakanlah salat witir. Sesungguhnya Allah itu witir (ganjil), Dia menyukai angka ganjil.
50- Tidak boleh salat Witir dua kali dalam satu malam.
51- Siapa yang tertidur dari melaksanakan salat witir atau lupa, hendaklah dia melaksanakannya ketika ingat
52- Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- seringkali meninggalkan suatu amalan padahal beliau sangat menyukai amalan tersebut karena khawatir orang-orang akan ikut mengerjakan amalan tersebut lalu diwajibkan atas mereka.
53- Salat orang-orang yang kembali (pada Allah) adalah saat anak-anak unta yang disapih kepanasan."
54- Jangan lakukan itu lagi; jika salah seorang dari kalian telah melakukan salat di rumahnya, kemudian mendapati imam sedang salat, maka hendaklah ia salat bersamanya karena ia menjadi sunah baginya
55- Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah menunggangi seekor kuda, lalu beliau terjatuh sehingga sisi kanan badannya terluka.
56- Majulah kalian dan berimamlah kalian kepadaku maka orang-orang sesudah kalian akan menjadikan kalian sebagai imam, tidaklah suatu kaum berlambat-lambat hingga Allah 'Azza Wa Jalla akan mengakhirkan mereka pada hari kiamat.
57- Maukah engkau menceritakan padaku tentang sakit Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-?” Ia menjawab, “Ya. Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- merasakan sakit berat. Beliau bertanya, “Apakah orang-orang sudah salat?” Kami menjawab, “Belum. Mereka menunggu Anda.”
58- Wahai manusia, kalian membuat orang lain menjauh, siapa saja yang salat mengimami orang lain, maka ringankanlah; karena di antara mereka ada orang sakit, orang lemah, dan orang yang mempunyai keperluan mendesak.
59- Kerjakan salat ini di waktu ini, kerjakan salat ini di waktu ini. Apabila waktu salat telah tiba, hendaknya salah seorang kalian mengumandangkan azan dan hendaknya orang yang paling banyak hafalan Al-Qur`ānnya di antara kalian menjadi imam.
60- Yang berhak mengimami salat suatu kaum adalah orang yang paling bagus bacaan Al-Qur`ānnya.
61- Ya Allah! Jadikanlah dalam hatiku cahaya, dalam penglihatanku cahaya, dalam pendengaranku cahaya, di sebelah kananku cahaya, di sebelah kiriku cahaya, di atasku cahaya, di bawahku cahaya, di depanku cahaya, di belakangku cahaya dan jadikanlah untukku cahaya.
62- Aku dan seorang anak yatim salat di rumah kami (bermakmum) di belakang Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, sedangkan ibuku, Ummu Sulaim salat di belakang kami.
63- Semoga Allah menambah semangat ketekunan padamu, tetapi jangan kamu ulangi!
64- Ummu Waraqah binti Abdullah bin Al-Hāriṡ Al-Anṣāri telah hafal Al-Qur`ān dan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memerintahkannya untuk menjadi imam salat bagi keluarganya.
65- Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pernah menjadikan Ibnu Ummi Maktum sebagai ganti beliau mengimami kaum Muslimin, padahal dia orang yang buta.
66- Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menikahinya (Maimūnah) dalam kondisi halal (tidak sedang ihram)
67- Sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang diberikan oleh orang yang mempunyai kelebihan kekayaan. Tangan yang di atas (pemberi) lebih baik dari tangan yang di bawah (peminta). Hendaknya seorang dari kalian mendahulukan orang yang menjadi tanggungannya.
68- Kami mendapatkan makanan pada perang Khaibar, lalu setiap orang datang dan mengambil darinya secukupnya kemudian pergi.
69- Umat Islam itu bersatu menghadapi lawan mereka. Darah dan harta mereka setara. Orang paling rendah di antara mereka bisa memberi jaminan (pada orang kafir) yang berlaku atas kaum muslimin, dan orang terjauh mereka mendapat hak atas jasanya membela kaum muslimin.
70- Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengutus Khālid bin Al-Walīd ke Ukaidir, Raja Dūmah. Raja itu ditangkap dan mereka membawanya kepada beliau, maka beliau pun menjamin darahnya dan berdamai dengannya dengan syarat jizyah.
71- Perkataan Mu'āż bin Jabal, "Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- mengutusku ke Yaman, lalu memerintahkanku untuk memungut zakat dari setiap 30 ekor sapi satu tabī' (yang telah genap satu tahun) jantan atau betina, dari setiap 40 ekor satu musinnah (yang telah genap dua tahun), dan dari setiap orang yang telah balig satu dinar atau pakaian ma'āfir yang setara dengannya."
72- Siapa yang memiliki kelapangan rezeki lalu tidak berkurban, maka janganlah dia mendekati lapangan tempat salat kami.
73- Ketika peristiwa Hudaibiyah, kami bersama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menyembelih satu ekor unta untuk tujuh orang dan satu ekor sapi untuk tujuh orang.
74- Ada salat di antara setiap dua azan. Ada salat di antara setiap dua azan (yakni: azan dan ikamah)." Kemudian beliau bersabda di kali ketiga, "Bagi siapa yang berkenan
75- Aku diajak menunaikan haji bersama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ketika haji wada' saat aku berusia tujuh tahun.
76- Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- menunaikan haji dengan menunggang unta yang sekaligus menjadi pengangkut barang-barangnya.
77- Dahulunya Ukāẓ, Majinnah, dan Żul Majāz adalah pasar-pasar di masa jahiliyah. Mereka merasa berdosa berjualan pada musim (haji), maka turunlah ayat, "Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu."
78- Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memacu kuda yang sudah dirampingkan dari Al-Ḥafya ke Ṡaniyyatil Wadā'
79- Bahwasannya Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-membagikan harta rampasan perang untuk tentara berkuda dua bagian dan untuk tentara pejalan kaki satu bagian.
80- Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memberikan tambahan (harta rampasan) kepada sebagian orang yang beliau utus dalam peperangan untuk diri mereka secara khusus selain bagian yang didapat semua pasukan.
81- Harta benda Bani Naḍīr adalah fa`i (pemberian Allah) kepada Rasul-Nya -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- saat kaum Muslimin tidak memacu kuda dan kendaraan perang
82- Kami berperang bersama Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- sebanyak tujuh kali, kami selalu makan belalang
83- Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memasuki Makkah dari Kadā', melalui jalan bukit atas yang berada di Baṭhā' dan keluar dari jalan bukit bawah.
84- Sesungguhnya Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- biasa berangkat (dari Madinah) melalui jalan asy-Syajarah dan masuk melalui jalan al-Mu'arras. Dan apabila memasuki Makkah, beliau masuk melalui Ṡaniyyatul 'ulyā (bukit atas) dan keluar dari Ṡaniyyatus suflā (bukit bawah).
85- Kembalilah kepada keluarga kalian, tinggallah bersama mereka, ajari dan perintahkan mereka, kerjakanlah oleh kalian salat ini pada waktu ini, dan kerjakanlah oleh kalian salat ini pada waktu ini. Jika waktu salat sudah tiba, hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan azan dan yang paling tua di antara kalian menjadi imam.
86- Ayat tentang mut’ah turun –yakni haji tamattu’- dan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memerintahkan kami untuk melakukannya, kemudian tidak ada satu ayat pun yang menasakhkan ayat tentang haji tamattu’, dan Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tidak pernah melarangnya sampai beliau wafat
87- Aku bertanya kepada Ibnu Abbas tentang haji tamattu', lalu dia menyuruhku untuk melakukannya. Dan aku bertanya kepadanya tentang hadyu (sembelihan), dia menjawab, “hadyu (boleh berupa) jazūr (unta), sapi, domba atau ikut bergabung (dalam sembelihan tujuh orang). Dia (Abu Jamrah) berkata, “Orang-orang tidak menyukai pelaksanaan haji dengan cara tamattu'”.
88- Muhrim (orang yang sedang melakukan ihram) memakan binatang buruan yang diburu bukan untuknya dan ia tidak membantu dalam pemburuannya.
89- Sesungguhnya ayat-ayat yang Allah -'Azzā wa Jallā- kirimkan ini terjadi bukan karena kematian atau kehidupan seseorang, akan tetapi Allah mengirimkannya untuk menakut-nakuti para hamba-Nya. Maka apabila kalian melihat sesuatu darinya, bersegeralah berzikir pada Allah, berdoa dan memohon ampunan pada-Nya.
90- Ganimah tidak dihalalkan bagi siapa pun sebelum kita. Kemudian Allah menghalalkan ganimah untuk kita karena Allah melihat kelemahan dan ketidakmampuan kita. Dia pun menghalalkannya untuk kita.
91- Aku pernah melihat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- saat datang ke Makkah, ketika itu beliau menyentuh Hajar Aswad -di awal Tawaf-, beliau berlari tiga kali putaran.
92- Wahai Rasulullah, aku hampir tidak salat Asar hingga matahari hampir terbenam." Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Demi Allah, aku pun belum melaksanakannya." Ia berkata, "Lalu kami menuju Baṭ-han (nama lembah di Madinah, red). Beliau berwudu untuk salat dan kami pun berwudu juga. Kemudian beliau salat Asar setelah matahari terbenam, setelah itu beliau melaksanakan salat Magrib."
93- Ketika perang Uhud akan dimulai, ayahku memanggilku di malam hari seraya berkata, "Aku tidak melihat diriku kecuali jadi orang pertama yang gugur di antara sahabat Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-."
94- Wahai Rasulullah, mengapa orang-orang telah bertahalul dari umrahnya sementara anda belum bertahalul dari umrah anda? Beliau menjawab, "Sesungguhnya aku telah mengempalkan rambutku dan mengalungi hewan kurbanku, maka aku tidak akan bertahalul hingga aku menyembelih (hewan kurbanku)".
95- Aku pernah bermalam di rumah bibiku, Maimūnah, lalu Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bangun untuk mengerjakan salat malam. Aku pun berdiri di sebelah kiri beliau. Maka beliau memegang kepalaku lalu menempatkanku di sebelah kanannya.
96- Semoga Allah memenuhi kubur dan rumah mereka dengan api, sebagaimana mereka telah menyibukkan kita dari salat Wusṭa (Asar) hingga matahari terbenam.
97- Bagus, itulah harta (yang mendatangkan) untung. Bagus, itulah harta (yang mendatangkan) untung. Aku telah mendengar apa yang engkau katakan. Aku sarankan kamu agar membagikannya kepada para kerabatmu!
98- Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memasuki Makkah pada hari pembebasan kota Makkah dengan memakai topi besi di atas kepalanya. Ketika beliau melepasnya, seorang lelaki datang dan berkata, “Ibnu Khaṭal bergantung pada tirai Ka'bah”. Lalu beliau bersabda, “Bunuhlah dia!".
99- Wahai Umar, tidakkah engkau tahu bahwa paman seseorang itu adalah saudara sekandung bapaknya?
100- Bagaimana dahulu Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- membasuh kepala ketika beliau sedang ihram?