Keutamaan dan Adab

Keutamaan dan Adab

21- "Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu juga jelas*. Di antara keduanya terdapat hal-hal syubhat (samar) yang umumnya manusia tidak mengetahuinya. Siapa yang menjaga diri dari perkara syubhat, maka ia telah menjaga agama dan kehormatannya. Tetapi siapa yang jatuh ke dalam perkara syubhat, maka ia akan jatuh dalam perkara yang haram. Ia bagaikan seorang penggembala yang menggembalakan hewan ternaknya di sekitar kawasan terlarang, kemungkinan ia akan masuk dan makan di dalamnya. Ketahuilah, setiap penguasa mempunyai daerah larangan. Ketahuilah, larangan Allah adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Ketahuilah, di dalam jasad manusia ada segumpal daging, jika ia baik maka baik pula seluruh jasadnya, dan jika ia rusak maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati."

27- Dari Nabi ﷺ dalam hadis yang beliau riwayatkan dari Tuhannya ﷻ, beliau bersabda, "@Ada seorang hamba melakukan suatu dosa, lalu ia berkata, "Ya Allah! Ampunilah dosaku.*" Allah -Tabāraka wa Ta'ālā- pun berfirman, "Hamba-Ku melakukan dosa sementara ia mengetahui bahwa dia memiliki Tuhan yang dapat mengampuni dosa dan dapat pula memberikan hukuman karena dosa." Kemudian hamba tersebut kembali melakukan dosa lalu berkata, "Ya Tuhanku! Ampunilah dosaku." Maka Allah -Tabāraka wa Ta'ālā- berfirman, "Hamba-Ku melakukan dosa sementara ia mengetahui bahwa dia memiliki Tuhan yang dapat mengampuni dosa dan dapat pula memberi hukuman karena dosa." Selanjutnya hamba tersebut kembali melakukan dosa, lalu berkata, "Ya Tuhanku! Ampunilah dosaku." Allah -Tabāraka wa Ta'ālā- berfirman, "Hamba-Ku berbuat dosa lagi, tetapi dia mengetahui bahwa dia memiliki Tuhan yang dapat mengampuni dosa dan dapat pula memberikan hukuman karena dosa. Lakukanlah sekehendakmu! Aku telah mengampunimu."

84- "Sesungguhnya Allah akan mengeluarkan seorang laki-laki dari umatku di hadapan seluruh makhluk kelak hari kiamat*, lalu Allah menebarkan 99 buku catatan, setiap catatan sejauh mata memandang, kemudian Allah bertanya, 'Adakah yang engkau ingkari sedikit pun? Apakah malaikat-malaikat-Ku yang bertugas mencatat dan menjaga telah menzalimimu?' Dia menjawab, 'Tidak, wahai Tuhanku.' Allah bertanya lagi, 'Apakah engkau memiliki uzur?' Dia menjawab, 'Tidak, wahai Tuhanku.' Allah berfirman, 'Sebaliknya, di sisi Kami engkau memiliki satu kebaikan. Sungguh, tidak ada kezaliman atasmu hari ini.' Maka dikeluarkanlah satu kartu berisikan "asyhadu allā ilāha illallāh wa asyhadu anna Muḥammadan 'abduhū wa rasūluh". Allah berfiman, 'Hadirkanlah timbanganmu.' Dia berkata, 'Wahai Tuhanku, apalah arti kartu itu bersama catatan-catatan tersebut.' Allah berfirman, 'Engkau tidak akan dizalimi.' Lantas catatan-catatan itu diletakkan di satu sisi timbangan dan kartu itu di sisi timbangan lainnya. Ternyata catatan-catatan tersebut naik dan kartu itu yang berat. Tidak ada sesuatu yang lebih berat dari nama Allah."

85- "Setelah Allah menciptakan surga dan neraka, Dia mengutus Jibril -'alaihissalām-* ke surga seraya berkata, 'Lihatlah surga dan semua yang Aku siapkan bagi penghuninya di sana.' Jibril pun melihatnya lalu kembali. Dia berkata, 'Demi keagungan-Mu, tidak ada seorang pun yang mendengarnya kecuali akan memasukinya.' Kemudian Allah memerintahkan sehingga surga diliputi oleh perkara-perkara yang tidak disukai, lalu berfirman, 'Pergilah ke sana lalu lihatlah, dan lihatlah semua yang Aku siapkan bagi penghuninya di sana.' Maka Jibril melihatnya, ternyata ia telah diliputi oleh perkara-perkara yang tidak disukai, sehingga dia berkata, 'Demi keagungan-Mu, sungguh aku khawatir tidak akan ada seorang pun yang memasukinya.' Allah berfirman, 'Pergilah dan lihatlah neraka serta semua yang Aku siapkan bagi penghuninya di sana. Maka Jibril melihatnya. Ternyata ia saling susun satu sama lain, sehingga ia kembali dan berkata, 'Demi keagungan-Mu, ia tidak akan dimasuki oleh siapa pun.' Kemudian Allah memerintahkan sehingga ia diliputi dengan berbagai syahwat. Lalu berfirman, 'Kembalilah lalu lihat lagi.' Maka Jibril melihatnya, ternyata ia telah diliputi oleh berbagai syahwat, sehingga dia kembali dan berkata, 'Demi keagungan-Mu, sungguh aku khawatir tidak akan ada seorang pun yang selamat darinya, melainkan akan masuk ke dalamnya'."

87- "Bila muazin mengucapkan 'Allāhu akbar allāhu akbar', lalu salah seorang kalian menjawab, 'Allāhu Akbar allāhu akbar'*; kemudian bila muazin mengucapkan 'Asyhadu allā ilāha illallāh', dia menjawab, 'Asyhadu allā ilāha illallāh'; kemudian bila muazin mengucapkan 'Asyhadu anna muḥammadar-rasūlullāh', dia menjawab, 'Asyhadu anna muḥammadar-rasūlullāh'; kemudian bila muazin mengucapkan 'Ḥayya 'alaṣ-ṣalāh', dia menjawab, 'Lā ḥaula walā quwwata illā billāh'; kemudian bila muazin mengucapkan 'Ḥayya 'alal-falāḥ', dia menjawab, 'Lā ḥaula walā quwwata illā billāh'; kemudian bila muazin mengucapkan 'Allāhu akbar allāhu akbar', dia menjawab, 'Allāhu akbar allāhu akbar'; kemudian bila muazin mengucapkan 'Lā ilāha illallāh', dia menjawab, 'Lā ilāha illallāh', semua itu dia ucapkan dari lubuk hatinya, niscaya ia akan masuk surga."

88- "Allah Ta'ala berfirman, 'Aku membagi salat antara Aku dengan hamba-Ku menjadi dua bagian, dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta*.' Ketika hamba membaca, 'Alḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn', Allah Ta'ala berfirman, 'Hamba-Ku memuji-Ku.' Ketika dia membaca, 'Ar-raḥmānir-raḥīm', Allah Ta'ala berfirman, 'Hamba-Ku kembali memuji-Ku.' Ketika dia membaca, 'Māliki yaumid-dīn', Allah berfirman, 'Hamba-Ku mengagungkan-Ku.' Ketika dia membaca, 'Iyyāka na'budu wa'iyyāka nasta'īn', Allah berfirman, 'Ini pembagian antara Aku dan hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta.' Ketika dia membaca, 'Ihdinaṣṣirāṭal-mustaqīm, ṣirāṭallażīna an'amta 'alaihim, gairil-magḍūbi 'alaihim walaḍ-ḍāllīn", Allah berfirman, 'Ini untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta.'"